Senin, 31 Mei 2010

Bawa 1.374 Ekstasi, Oknum TNI AL & Polisi Diciduk

Polwiltabes Surabaya mengamankan dua anggota TNI AL yang kedapatan membawa narkoba. Mereka dan 9 tersangka lainnya diciduk berserta barang bukti 1.374 butir Pil Ekstasi.

"Dari penangkapan sembilan tersangka ini, kita berhasil mengamankan 1.374 butir Pil Ekstasi," ujar Kapolwiltabes Surabaya Kombes Pol Ike Edwin didampingi Kasat Narkoba AKBP Eko Puji Nugroho di ruang Eksekutif, Minggu (30/5)

Pembongkaran jaringan narkoba antar kota ini berawal dari tersangka Feri yang datang ke rumah Niko Candra di Jalan Kutisari Selatan. Feri datang ke rumah Niko untuk penyelesaian hutang Rp 56,5 juta dan berjanji tanggal 20 Mei menyelesaikannya.

"Namun, saat datang ke rumah Nico, ternyata tersangka Feri ini diam-diam menyelinapkan 5 butir pil ekstasi," kata Ike Edwin.

Setelah itu, tersangka Feri pulang dan tak lama polisi datang menggerebek rumah Nico. Jelas Nico tak terima karena merasa tak memiliki pil ekstasi tersebut. Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap pil ekstasi tersebut berasal dari Feri dan Feri lalu ditangkap.

Kepada penyidik, Feri mengaku mendapatkan pil ekstasi tersebut dari Hendrianes. Tak lama Hendrianes berhasil ditangkap. Dan selanjutnya berturut-turut ditangkap Anton, Yoppi Darmawan, Hendra Wijaya, Ida dan Husni Mubarak. "Tersangka Husni Mubarak ini ditangkap pada 23 Nei di hotel Ibis Jakarta Barat. Barang bukti yang kita sita 905 butir pil ekstasi warna merah," terang Ike Edwin.

Dalam pemeriksaan, Husni mengaku mendapatkan pil ekstasi dari Muhammad Nuh yang merupakan anggota TNI AL Jakarta. "Anggota TNI AL tersebut berhasil kita tangkap dan lalu kita serahkan ke POMAL Lantamal III Jakarta," ungkap Kasat Narkoba AKBP Eko Puji Nugroho.

Saat diperiksa, Muhammad Nuh mengaku kalau pil ekstasi tersebut berasal dari Bernart Sapulete yang merupakan pecatan Polri. Seusai ditangkap, Bernart Sapulete diserahkan ke Polres Jakarta Pusat.

Kesembilan tersangka adalah Feri Prawiro Husein (26), warga Manyar Tirtoyoso Selatan; Anton; Hendrianes; Hendra Wijaya alias Titi; Ida; Yoppi Darmawan; Husni Mubaraq; Muhammad Nuh, anggota TNI AL dan Bernart Sapulete, pecatan Polri. [beritajatim/ikl]

Minggu, 30 Mei 2010

Gila! Oknum Polisi di Polres Jaktim Perkosa Saksi Remaja

Brigadir Satu Polisi HK, disangka telah memperkosa seorang saksi yang masih remaja. Perkosaan itu terjadi setelah polisi menangkap pacar korban.
Perbuatan biadab itu sebenarnya terjadi dua bulan lalu, pertengahan Agustus 2008. Ketika itu, Abdul Rahman (19) ditangkap oleh Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Timur di halaman SDN 28, Jalan Griya Wartawan, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur.
Rahman datang ke SD bersama pacarnya, Sinta (17, bukan nama sebenarnya), Sabtu (16/8). Mereka datang karena mendapat pesan singkat untuk datang ke sekolah itu. Namun ketika tiba di halaman SD, mereka langsung ditangkap oleh lima orang polisi berpakaian preman. ”Saat ditangkap, mereka berdua tidak membawa barang bukti. Hanya di saku celana panjang Sinta ada selembar kertas linting,” kata Budi Alfiawan (40), kakak Sinta.
Saat itu, Rahman lalu dibawa ke kantin SD dan di sana sudah ada sebuah rantang yang berisi ganja. Polisi lalu menuduh rantang itu milik Rahman. Melihat Rahman ditangkap, Sinta pun ketakutan hingga pingsan. Sinta lalu digendong oleh HK dan dibawa ke mobil.
Saat Rahman dibawa ke Polres Metro Jakarta Timur, Sinta dibawa ke sebuah hotel di kawasan Jatinegara. Di sana Sinta mengaku diperkosa oleh HK sebanyak dua kali. Sinta baru dilepas HK pada hari Minggu (17/8). Selama ini Sinta menutupi kejadian yang menimpanya karena khawatir Rahman akan diperlakukan kasar oleh polisi. Hanya Rahman yang tahu masalah itu.
Nah, perkosaan itu terungkap ketika Budi menengok Rahman di penjara. Pada saat itu Rahman meminta maaf karena telah membuat Sinta menderita. Saat itulah Rahman menceritakan kejadian yang menimpa Sinta.
Mendengar pengakuan Rahman, Budi langsung membawa Sinta ke RS Polri Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur. Dari hasil visum diketahui, kemaluan Sinta telah rusak oleh benda tumpul. Selain itu, Budi juga melaporkan kasus ini ke Propam Polda Metro Jaya dengan nomor pengaduan STPL/181/Y/2008/Yanduan dan ditandatangani oleh Ajun Komisaris Polisi Nurhalimah tertanggal 20 Oktober 2008.
Budi juga mengadukan hal ini Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Kamis (30/10) mengingat Sinta masih berusia 17 tahun. Menurut Arist Merdeka Sirait, Sekjen Komnas PA, perbuatan HK harus diusut tuntas karena melakukan hal yang sangat tercela. ”Polisi itu menjadi garda terdepan untuk melindungi masyarakat. Mengapa malah dia memperkosa. Kami menuntut dia pecat,” tandas Arist.
Sementara Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Hasanuddin mengakui ada anak buahnya yang diperiksa Propam. ”Kasus itu masih dalam penyelidikan. Apakah benar dia melakukan itu atau tidak. Saat ini HK kami bebas tugaskan dulu demi kepentingan pemeriksaan,” kata Hasanuddin.

Dia menambahkan, jika hasil pemeriksaan dapat membuktikan HK melakukan tindakan tercela itu, maka HK akan diproses sesuai hukum yang berlaku. ”Kami tidak akan mentolerir anggota yang melanggar hukum,” tegas Kapolres

sumber kompas .

Sebuah Motor Milik Oknum Polisi Ditemukan di Arena Judi Sabung Ayam dan Domino

Sebuah lapak atau arena judi sabung ayam dan domino di kawasan Jl Batu Besaung, Sempaja, Samarinda Utara, digerebek sejumlah anggota polisi yang dipimpin Kapolsekta Samarinda Utara AKP Bambang Budiyanto, Sabtu (29/5) sore kemarin sekitar pukul 16.00 wita.
Arena perjudian tersebut berada persis di belakang sebuah bangunan rumah kosong. Polisi mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa di tempat itu kerap digunakan sebagai arena sabung ayam dan judi domino.
Tanpa membuang-buang waktu, Kapolsekta Samarinda Utara AKP Bambang Budiyanto dan sejumlah anggota Reskrim mendatangi lokasi kejadian. Sayangnya, sampai di tempat itu polisi gagal menangkap basah para pemain judi yang biasa berkumpul di kawasan tersebut. Namun, tampak jelas terlihat bahwa tempat itu kerap digunakan berjudi. Ratusan lembar kartu domino terlihat masih baru, bahkan ada beberapa pak kartu domino yang belum digunakan berhamburan di lapak judi tersebut. Puntung rokok dan puluhan botol air mineral juga tampak berserakan.
Selain itu, polisi melihat sejumlah ayam aduan berkeliaran di kawasan itu. Bahkan ada beberapa ekor ayam aduan yang terluka dan diduga usai diadu. Tak ada satu pun warga yang tertangkap basah sedang menyabung ayam. Hanya ada sejumlah laki-laki yang asyik duduk-duduk di lapak tersebut sambil mengisap rokok.
Saat polisi tiba, wajah mereka tampak tegang. Bahkan mereka bungkam dan tak mengakui bahwa ada permainan judi sabung ayam di tempat itu.
"Tidak tahu saya pak, saya baru datang dan duduk-duduk di sini. Kebetulan saya nunggu mobil saya dipinjam teman," ungkap seorang laki-laki berusia sekitar 50 tahun yang kedapatan sedang duduk-duduk di tempat itu.
Namun, polisi tak mau begitu saja percaya dengan omongan sejumlah warga tersebut. Pasalnya, dari sejumlah barang bukti yang terlihat di lokasi kejadian, tampak jelas bahwa tempat itu tadinya dipenuhi sejumlah orang yang diduga para penjudi.
"Lihat saja, banyak kartu domino yang berserakan, bahkan ada yang masih baru dan belum terpakai. Dan belasan ekor ayam jago atau ayam aduan, juga berkeliaran bebas di sini. Tampaknya pemiliknya meninggalkan lokasi ini dengan buru-buru," jelas Bambang.
Bahkan di dalam sebuah rumah kosong, ditemukan belasan ekor ayam jantan atau ayam jago yang berjejer rapi di dalam sebuah kandang. Diduga kuat, belasan ekor ayam jago diduga terkait dengan aksi judi sabung ayam di kawasan itu. Bambang pun merasa bahwa operasi penggerebekan yang dilakukannya itu sudah bocor dan sampai ke telinga para penjudi.
Ironisnya, polisi juga memergoki sebuah sepeda motor Suzuki Thunder warna hitam yang setelah diselidiki ternyata diduga kuat milik seorang oknum polisi. Hal ini pun diakui sejumlah warga yang dimintai keterangan polisi di tempat itu. "Motor itu punya anggota polisi. Tapi dia pergi sebelum banyak polisi datang ke sini. Katanya sih mau meminjam mobil," ujar salah seorang warga yang ditemui Sapos di lokasi kejadian.
Sementara itu beberapa warga yang ditemui Sapos di seputaran Jl Batu Besaung, membenarkan bahwa di belakang rumah kosong tersebut sering digunakan sejumlah orang bermain judi sabung ayam. "Biasanya kalau Sabtu dan Minggu ramai yang datang ke sana, Yang jelas beberapa kali seminggu pasti ada judi sabung ayam di tempat itu. Ada juga anggota polisi yang suka datang ke sana," ucap salah seorang warga bernama Hasnah (38) yang ditemui Sapos tak jauh dari arena judi tersebut. Ada dugaan, oknum polisi tersebut menjadi beking dari aksi perjudian di kawasan itu.
Sementara itu, Kapolsekta Samarinda Utara AKP Bambang Budiyanto membenarkan adanya sebuah sepeda motor milik oknum anggota polisi yang ditemukan di lokasi kejadian. "Motor itu diduga milik oknum polisi. Kami masih menyelidiki siapa oknum tersebut dan akan berkoordinasi dengan pimpinannya. Kami juga berupaya mencari siapa bandar judi di lokasi ini," beber Bambang.
Menurut keterangan yang diperoleh Sapos baik dari sejumlah anggota polisi dan beberapa warga di sekitar arena judi tersebut, motor tersebut diketahui milik seorang bintara polisi. Oknum polisi ini tercatat berdinas di salah satu Polsekta di wilayah hukum Poltabes Samarinda.
Di lokasi kejadian, tampak Kapolsekta Samarinda Utara sempat berkoordinasi melalui ponsel dengan atasan oknum polisi tersebut untuk mencari tahu identitas oknum aparat keamanan tersebut. "Dia (oknum polisi,red) menurut sejumlah warga yang kami mintai keterangan, sering datang ke tempat ini. Dan diduga arena judi ini sudah berjalan beberapa minggu belakangan ini. Mengenai adanya keterlibatan oknum polisi yang membekingi kegiatan ini masih dalam penyelidikan," tegas Bambang lagi.
Saat ditemui Sapos di lokasi penggerebekan, Bambang dengan tegas mengatakan bahwa pihak kepolisian tak akan memberikan toleransi sedikit pun untuk aksi perjudian. "Yang jelas untuk kasus seperti judi, illeggal logging atau narkoba, polisi tidak memberikan toleransi. Masyarakat sipil atau oknum polisi sekalipun, jika terbukti terlibat dalam praktik perjudian akan ditindak tegas," tandas perwira polisi ini kepada Sapos.
Bambang juga menegaskan bahwa dengan terendusnya arena perjudian tersebut, pihaknya akan memperketat pengawasan dan terus mencari informasi sebanyak-banyaknya soal kasus perjudian. "Kawasan ini, khususnya lokasi yang diduga arena sabung ayam ini akan kami awasi ketat dan jika masih ada yang berjudi dan tertangkap tangan, akan kami tangkap," ancam perwira yang pernah menjadi Kanit Identifikasi Densus 88 Anti Teror Polda Kaltim ini.
Alhasil, dalam penggerebekan tersebut, polisi harus pulang dengan tangan hampa dan tak berhasil meringkus seorang pun penjudi dari kawasan tersebut. Namun, penggerebekan itu juga membuktikan bahwa ada indikasi perjudian masih terus terjadi di wilayah Samarinda dan berjalan secara sembunyi-sembunyi. Selain itu pula, ada oknum aparat keamanan yang membekingi aksi perjudian, sehingga para pelaku atau penjudi berani melakukan kegiatan melanggar hukum tersebut.
"Kalau memang terbukti ada oknum polisi yang membekingi arena perjudian ini, jelas akan ada tindakan tegas dari pimpinan. Sementara ini dugaan ini masih diselidiki. Namun, kami yakin sekali jika lokasi itu adalah arena perjudian," timpal Bambang lagi.(uya)
www.sapos.co.id

Bocah Tewas Diterjang Peluru Nyasar

Ratusan warga mengarak jenazah seorang bocah berusia dua tahun keliling Kota Merauke, Papua, Ahad (30/5). Selanjutnya sambil berjalan kaki mereka menuju Markas Kepolisian Resor Merauke. Warga mengecam tindakan polisi yang dinilai tidak manusiawi.

Unjuk rasa ini dipicu kematian Merlin May. Bocah malang ini tewas terkena peluru nyasar polisi yang tengah memburu penjahat. Ketika itu korban bersama ibunya tengah berada di dalam rumah. Pada saat bersamaan seorang anggota polisi dari tim buser sedang mengejar pelaku pembunuhan yang kebetulan berada di sekitar rumah korban.

Polisi menembak tersangka dan tepat mengenai kaki. Karena masih ingin melarikan diri polisi pun menembakkan kembali pistolnya ke arah pelaku. Namun nahas peluru menembus pintu rumah Merlin dan langsung mengenai pelipis korban.

Ibu Merlin menuturkan, saat itu terdengar bunyi tembakan bertubi-tubi di sekitar rumahnya. Namun ia tak menyangka tembakan tadi justru mengenai anaknya.

Sementara itu, Kepala Humas Polres Merauke Inspektur Dua Nainggolan saat dikonfirmasi mengatakan, oknum anggota Polres Merauke tersebut kini telah diamankan untuk diproses hukum. Polisi akan memberikan bantuan kepada keluarga korban termasuk untuk biaya pemakaman.(IAN)

http://berita.liputan6.com

Polisi dan Perempuan Hamil Kompak Gelapkan Mobil

Kamis (27/5/2010) sore, Sahwinda (30) berencana memeriksakan kandungan ke Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin. Namun baru sampai di depan gerbang, sudah dicegat anggota Unit Ranmor Satreskrim Poltabes Banjarmasin.

"Saat itu saya baru sampai di depan rumah sakit," kata perempuan yang akrab disapa Wiwin dan sedang hamil anak ketiga ini, kemarin.

Wiwin pun dibawa ke Mapoltabes Banjarmasin guna menjalani pemeriksaan atas dugaan keterlibatannya dalam penggelapan mobil Toyota Avanza DA 7594 AM milik Haji Jali (45), warga Jalan Simpang Kuripan, Cempaka Putih, Banjarmasin. Setelah menjalani pemeriksaan, Wiwin ditetapkan sebagai tersangka dan dijebloskan ke sel tahanan Mapoltabes Banjarmasin.

Dalam kasus ini, nama oknum anggota Samapta Poltabes Banjarmasin, Briptu SJ disebut-sebut. Hingga kemarin, keberadaan SJ belum diketahui. Setelah mobil disewa Wiwin, kabarnya mobil tersebut diserahkan kepada Briptu SJ yang kemudian tidak diketahui di mana rimbanya.

Saat ditemui Metro, Wiwin mengakui, dirinya memang menyewa mobil milik Haji Jali tersebut atas nama dirinya. "Memang saya yang menyewa mobil tersebut atas nama saya. Tapi saya cuma disuruh oleh Bang SJ yang minta dicarikan mobil dengan alasan untuk urusan pribadi," kata warga Jalan Antasan Kecil Timur Dalam, Banjarmasin itu. Menurut Wiwin, pertama mobil tersebut disewa untuk dua hari dengan uang sewa per harinya Rp 275 ribu.

"Jadi untuk dua hari pertama, saya menyerahkan uang sewa Rp 550 ribu. Setelah itu, Bang SJ mau nambah sewa lalu saya bayarkan lagi uang sewanya Rp 350 ribu. Setelah itu saya tidak tahu lagi, karena Bang SJ tidak menghubungi lagi dan saya tidak tahu ada di mana," jelas Wiwin.

Kasatreskrim Poltabes Banjarmasin, Kompol Suhasto SIK menjelaskan, perempuan tersebut ditangkap karena diduga terlibat kasus penggelapan mobil rental.

PS Kanit II Ekonomi Satreskrim Poltabes Banjarmasin, Aiptu Sisworo Zulkarnain mengatakan, dari hasil pemeriksaan, tersangka Wiwin mengaku cuma disuruh Briptu SJ untuk menyewa mobil tersebut.

"Setelah disewa mobil tersebut diserahkan kepada oknum anggota yang sekarang bertugas di Samapta Poltabes itu dan hingga sekarang kami tidak tahu di mana oknum itu berada. Dia disersi, tidak masuk tugas. Kami masih terus mencari," kata Sisworo.

Menurut Sisworo, Wiwin ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap telah bersekongkol dengan Briptu SJ dalam penggelapan mobil tersebut.

http://www.banjarmasinpost.co.id
Istri Tewas & Suami Dipenjara
Pengacara: BAP Lanjar Dibuat Seolah-olah Kecelakaan Tunggal. Polisi dinilai sengaja membuat penyimpangan dalam kasus kecelakaan yang menimpa Lanjar. Dalam BAP Lanjar, tidak disebutkan bahwa istrinya tewas akibat tertabrak mobil setelah terjatuh dari motor. Kecelakaan yang dialami Lanjar dibuat seolah-olah kecelakaan tunggal selengkapnya
Denda Tilang Tidak Lebih dari 50rb (INFO WAJIB DIBACA!!)
Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja kebutuhan, saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan sopir taksi.. selengkapnya