Apriyanto (25) mahasiswa IAIN Jambi, yang merupakan korban penabrak mobil yang dikendarai oleh oknum polisi, tepat di seberang Gedung DPR RI pada (24/1/2008) yang lalu, mengungkapkan dirinya langsung pingsan sesaat mobil yang dikendarai oleh oknum polisi tersebut.
"Saya langsung pingsan, dan tidak melihat wajah oknum polisi tersebut," ujar Apriyanto yang ditemui wartawan selepas memasukan laporan terkait insiden yang dialaminya ke pihak Komnas HAM, Kamis (29/7/2010) siang.
Parahnya lagi, akunya, setelah dirinya dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UDG) RS Jakarta, didiagnosa lehernya menderita luka yang cukup parah, termasuk bergesernya tempurung kakinya, akibat hantaman langsung kap mobil oknum polisi tersebut, dimana sempat terpental sejauh tiga hingga empat meter.
"Setelah dari RS Jakarta, saya dipindahkan ke RS Cawang, dimana saya menginap selama tiga hari," akunya.
Terkait dengan kronologis penabrakan dirinya pada dua tahun yang silam, ia menjelaskan, waktu itu kejadinya sore hari ketika dirinya bersama 1500 mahasiswa Temu Aktivis Lintas Generasi, menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, sejak pagi hari guna memprotes kebijakan Pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak.
Dalam rangkaian aksi demonstrasi itu, Arpriyanto mengaku pihaknya sempat tercerai berai ketika polisi yang berjaga di sekitar Gedung DPR RI, mengejar mereka.
"Saat itu kejadiannya, saya mau menyebrang jalan, situasi cenderung sepi, dan tiba-tiba mobil oknum polisi itu menabrak saya," jelasnya.
Ia mengungkapkan, saat itu dirinya tidak sedang melakukan tindakan anarkis seperti yang dituduhkan oleh pihak polisi, yaitu mencoba melempar bom molotov, ataupun mengepung mobil oknum polisi tersebut.
Terkait dengan heboh terkuaknya video rekaman insiden penabrakan dirinya melalui website www.youtube.com, ia menepis bahwa pihaknya sebagai pengunduh video tersebut, dimana pihaknya baru mengetahui keberadaan video itu setelah rekamannya menghebohkan masyarakat Indonesia belakangan ini.
"Saya langsung pingsan, dan tidak melihat wajah oknum polisi tersebut," ujar Apriyanto yang ditemui wartawan selepas memasukan laporan terkait insiden yang dialaminya ke pihak Komnas HAM, Kamis (29/7/2010) siang.
Parahnya lagi, akunya, setelah dirinya dilarikan ke Unit Gawat Darurat (UDG) RS Jakarta, didiagnosa lehernya menderita luka yang cukup parah, termasuk bergesernya tempurung kakinya, akibat hantaman langsung kap mobil oknum polisi tersebut, dimana sempat terpental sejauh tiga hingga empat meter.
"Setelah dari RS Jakarta, saya dipindahkan ke RS Cawang, dimana saya menginap selama tiga hari," akunya.
Terkait dengan kronologis penabrakan dirinya pada dua tahun yang silam, ia menjelaskan, waktu itu kejadinya sore hari ketika dirinya bersama 1500 mahasiswa Temu Aktivis Lintas Generasi, menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, sejak pagi hari guna memprotes kebijakan Pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak.
Dalam rangkaian aksi demonstrasi itu, Arpriyanto mengaku pihaknya sempat tercerai berai ketika polisi yang berjaga di sekitar Gedung DPR RI, mengejar mereka.
"Saat itu kejadiannya, saya mau menyebrang jalan, situasi cenderung sepi, dan tiba-tiba mobil oknum polisi itu menabrak saya," jelasnya.
Ia mengungkapkan, saat itu dirinya tidak sedang melakukan tindakan anarkis seperti yang dituduhkan oleh pihak polisi, yaitu mencoba melempar bom molotov, ataupun mengepung mobil oknum polisi tersebut.
Terkait dengan heboh terkuaknya video rekaman insiden penabrakan dirinya melalui website www.youtube.com, ia menepis bahwa pihaknya sebagai pengunduh video tersebut, dimana pihaknya baru mengetahui keberadaan video itu setelah rekamannya menghebohkan masyarakat Indonesia belakangan ini.
sumber tribunnews.com
0 komentar:
Posting Komentar