Jumat, 05 Maret 2010

Sekretariat Diserang Polisi, HMI Mengamuk


Anggota HMI (depan) saling serang batu dengan aparat polisi berpakaian preman yang merusak sekretariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulsel di Makassar, Kamis (4/3). Sejumlah oknum polisi menyerang dan merusak Sekretariat HMI Makassar, Rabu (3/3), akibat penyerangan ini, mahasiswa pun membalas serangan dengan merusak pos polisi Mapolsek Ujung Pandang.
J Suasana panas pascarekomendasi Pansus Angket kasus Bank Century masih terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), terlibat bentrok dengan polisi, dan melibatkan warga masyarakat, Kamis (4/3).

Saling serang terjadi antara massa mahasiswa dan polisi. Bahkan, masyarakat turut terlibat dalam aksi brutal tersebut. Akibat kejadian itu, Ketua HMI Makassar Amal Sakti bersama pengurus lainnya telah dianiaya dan dijebloskan dalam sel.
Sejumlah massa mahasiswa melakukan penyerangan dan merusak kantor Polsek Ujung Pandang, di Jalan Botolempangan, Makassar. Aksi itu merupakan balasan dari serangan yang dilakukan oknum polisi terhadap Sekretariat HMI, yang terletak hanya 200 meter dari Polsek, sehari sebelumnya.
Hampir semua kaca kantor Polsek pecah akibat lemparan batu. Dua orang anggota polisi di bagian penjagaan mengalami luka akibat teriris pecahan kaca. Anggota polisi lainnya berlindung di dalam ruangan.

Guna meredam aksi penyerangan itu, bantuan pun didatangkan dari Polresta Makassar Barat dan Polwiltabes Makassar, dengan mengerahkan pasukan Samapta bagian pengendali massa (Dalmas).
Adanya pengerahan pasukan itu mendorong semangat masyarakat di sekitar Polsek Ujung Pandang, ikut membantu menghalau para mahasiswa agar kembali ke wismanya. Keterlibatan itu membuat mahasiswa menjadi bentrok dengan masyarakat. Sebab, oknum masyarakat terpancing, tak hanya menghalau mahasiswa, tapi juga melemparinya dengan batu.

Akibatnya, tak hanya sejumlah ruang wisma yang rusak, puluhan sepeda motor yang diparkir di halaman wisma itu ikut hancur berantakan. Polisi segera mengamankan sejumlah mahasiswa, yang dibawa dengan mobil Dalmas ke Polwiltabes Makassar untuk dimintai keterangan.
Kapolsek Ujung Pandang AKP Aisyah Saleh mengaku terkejut dengan kejadian itu. Dia sendiri tengah berada di ruangan saat peristiwa terjadi. "Saya kaget setelah mendengar adanya kericuhan, setelah saya keluar ruangan semua kaca kantor sudah pecah," katanya.
Seperti diketahui, persitiwa bentrokan itu, sebagaimana diceritakan Amal Sakti, diduga berawal saat dia bersama anggota lainnya, yakni Azhary Setiawan (35), Kadin Balido (30), Edi Sofyan (24), dan Syahrul (23) usai melakukan aksi unjuk rasa. Unjuk rasa itu sendiri sehubungan dengan kasus Bank Century. Mereka dianiaya oleh oknum polisi dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Polda Sulselbar Aiptu Sut di Jalan Bawakaraeng.

Kelima korban penganiayaan itu lalu menyelamatkan diri ke Sekretariat HMI Cabang Makassar. Aiptu Sut bersama rekan-rekannya membuntuti mereka, kemudian melakukan penyerangan ke sekretariat HMI tersebut. Bermaksud untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya, Amal Sakti dan 20 orang pengurus lainnya ke Polwiltabes. Sampai di Polwil, mereka malah dianiaya lalu dimasukkan dalam sel tahanan.
Peristiwa pemukulan itu dinyatakan Amal, di hadapan Kapolda Sulselbar Irjen Pol Adang Rochjana. "Saya bermaksud mengklarifikasi penyerangan oknum polisi ke Polwiltabes Makassar, tetapi saya dipukul dan di sel selama 30 menit," ujar Amal.
Menanggapi pernyataan itu, Kapolwiltabes Makassar, Kombes Pol Gatta Chairuddin mengaku tidak tahu jika ada aksi pemukulan oleh anggotanya. Ia hanya mengetahui jika sekretariat HMI Makassar diserang oleh oknum anggota polisi. "Saya tidak tahu kalau ada aksi pemukulan karena saya sibuk melakukan koordinasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut usai penyerangan itu," katanya.

Terkait dengan bentrokan itu, Ketua Umum PB HMI Dipo Arif Mustopha mengecam sikap aparat kepolisian yang membiarkan aksi saling serang antara mahasiswa dan warga di depan Kampus UIN Sultan Alauddin Makassar. "Tidak boleh seperti itu. Jangan membiarkan atau malah menghadap-hadapkan mahasiswa dan masyarakat," ujarnya.
Dijelaskannya, massa mahasiswa yang terkonsentrasi di depan UIN Sultan Alauddin semula berhadap-hadapan de-ngan polisi. Namun entah datang dari mana, sekelompok massa menghadapi mahasiswa. Alhasil, aksi saling lempar tak terhindarkan antara mahasiswa dan masyarakat.

"Polisi baru bergerak setelah bentrokan terjadi sekira 20 menit-an," kata Dipo Arif.
Di Jakarta, sejumlah pengurus HMI menemui Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri. "Kami akan minta Kapolri tegas dan bijak. Oknum, yang terlibat penyerangan ditangkap dan diproses internal kepolisian," ucap dia.
HMI juga akan mendesak Kapolri untuk menonkatifknan Kapolwiltabes Makassar Kombes Gatta Chairuddin dan Kapolda Sulselbar Irjen Adang Rochyana. (Budi Seno)

0 komentar:

Istri Tewas & Suami Dipenjara
Pengacara: BAP Lanjar Dibuat Seolah-olah Kecelakaan Tunggal. Polisi dinilai sengaja membuat penyimpangan dalam kasus kecelakaan yang menimpa Lanjar. Dalam BAP Lanjar, tidak disebutkan bahwa istrinya tewas akibat tertabrak mobil setelah terjatuh dari motor. Kecelakaan yang dialami Lanjar dibuat seolah-olah kecelakaan tunggal selengkapnya
Denda Tilang Tidak Lebih dari 50rb (INFO WAJIB DIBACA!!)
Beberapa waktu yang lalu sekembalinya berbelanja kebutuhan, saya sekeluarga pulang dengan menggunakan taksi. Ada adegan yang menarik ketika saya menumpang taksi tersebut, yaitu ketika sopir taksi hendak ditilang oleh polisi. Sempat teringat oleh saya dialog antara polisi dan sopir taksi.. selengkapnya