Kompleks Markas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya ternyata bukan tempat aman. Setidaknya dalam tempo dua bulan terakhir terjadi tiga kasus kehilangan helm yang ditaruh di atas sepeda motor, lalu diparkir di tempat parkir sepeda motor di belakang Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya. Kebetulan para korban adalah wartawan yang sehari-hari bertugas meliput di Polda Metro Jaya.
Ternyata kantor polisi bukan tempat aman, kayaknya pelakunya sindikat.
-- Budi
Korban terakhir, Budi Tanjung, wartawan televisi Trans TV. Senin (24/5/2010) sekitar pukul 16.00, ia kehilangan helm merk BMC yang ditaruh di atas sepeda motor yang diparkir di belakang Direktorat Reskrimsus Polda. "Hanya saya tinggal sekitar 30 menit untuk minta data ke Direktorat Reserse Kriminal Umum. Begitu mau ambil motor, eh, helmnya hilang," tutur Budi lirih.
Budi menyatakan heran atas kejadian itu, apalagi ternyata sebelumnya pernah terjadi kasus yang sama. "Ternyata kantor polisi bukan tempat aman, kayaknya pelakunya sindikat," kata Budi.
Helm seharga Rp 220.000 itu baru seminggu lalu ia beli setelah helm miliknya hilang di area parkir sepeda motor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Saat itu ia sedang meliput pendaftaran gugatan praperadilan oleh pengacara mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal Susno Duadji.
Kasus kehilangan helm sebelumnya dialami wartawan Media Indonesia, Fidel Ali. Helm merk INK seharga Rp 600.000 yang digembok di atas sepeda motor raib pada 4 Mei sekitar pukul 15.00-16.00, saat ia meliput konferensi pers tentang judi online di Direskrimsus Polda Metro Jaya.
Tanggal 9 April 2010, Wira Satria, fotografer Inilah Dotcom, juga kehilangan helm berikut jaket di tempat yang sama saat meliput pemeriksaan pejabat Ditjen Pajak Bahasyim, tersangka korupsi dan pencucian uang. Helm itu seharga Rp 200.000, sedangkan jaket merk Levi's ia beli beberapa waktu sebelumnya dengan harga Rp 450.000. Akhirnya, ketiga orang yang kehilangan helm itu harus pulang tanpa memakai helm dan melanggar aturan lalu lintas. "Tapi saya sempat minta izin ke piket Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk tak memakai helm," kata Fidel.
kompas.com
Ternyata kantor polisi bukan tempat aman, kayaknya pelakunya sindikat.
-- Budi
Korban terakhir, Budi Tanjung, wartawan televisi Trans TV. Senin (24/5/2010) sekitar pukul 16.00, ia kehilangan helm merk BMC yang ditaruh di atas sepeda motor yang diparkir di belakang Direktorat Reskrimsus Polda. "Hanya saya tinggal sekitar 30 menit untuk minta data ke Direktorat Reserse Kriminal Umum. Begitu mau ambil motor, eh, helmnya hilang," tutur Budi lirih.
Budi menyatakan heran atas kejadian itu, apalagi ternyata sebelumnya pernah terjadi kasus yang sama. "Ternyata kantor polisi bukan tempat aman, kayaknya pelakunya sindikat," kata Budi.
Helm seharga Rp 220.000 itu baru seminggu lalu ia beli setelah helm miliknya hilang di area parkir sepeda motor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Saat itu ia sedang meliput pendaftaran gugatan praperadilan oleh pengacara mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal Susno Duadji.
Kasus kehilangan helm sebelumnya dialami wartawan Media Indonesia, Fidel Ali. Helm merk INK seharga Rp 600.000 yang digembok di atas sepeda motor raib pada 4 Mei sekitar pukul 15.00-16.00, saat ia meliput konferensi pers tentang judi online di Direskrimsus Polda Metro Jaya.
Tanggal 9 April 2010, Wira Satria, fotografer Inilah Dotcom, juga kehilangan helm berikut jaket di tempat yang sama saat meliput pemeriksaan pejabat Ditjen Pajak Bahasyim, tersangka korupsi dan pencucian uang. Helm itu seharga Rp 200.000, sedangkan jaket merk Levi's ia beli beberapa waktu sebelumnya dengan harga Rp 450.000. Akhirnya, ketiga orang yang kehilangan helm itu harus pulang tanpa memakai helm dan melanggar aturan lalu lintas. "Tapi saya sempat minta izin ke piket Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya untuk tak memakai helm," kata Fidel.
kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar