Kerusuhan yang terjadi di area DPRD dan Pemkab Mojokerto, Jumat (21/5/2010) lalu, diduga melibatkan seorang oknum Polri dan TNI aktif. Saat ini keduanya masih diperiksa di Polda Jawa Timur dan Markas Kodam V/Brawijaya, Surabaya.
“Keduanya diduga terlibat, karena saat sebelum terjadi kerusuhan, polisi yang bersangkutan ikut rapat. Sedang anggota TNI malah ikut berunjukrasa,” kata seorang sumber kepolisian yang tidam mau disebut namanya saat berbincang dengan wartawan di kawasan gedung DPRD Kabupaten Mojokerto, Rabu (26/5/2010).
Oknum Polri yang diduga terlibat, berinisial SH. Polisi berpangkat Bripda ini diduga sebagai anggota Brimob Polda Jawa Timur di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Brimob, Watukosek, Gempol, Pasuruan. Sedang oknum TNI yang diduga terlibat berinisial RFI yang bertugas di Mojokerto.
Dari informasi yang dihimpun, rumah SH berada di salah satu desa di Kecamatan Ngoro, yang berdekatan dengan Pusdik Brimob, Watukosek. Rumah SH menjadi tempat rapat beberapa orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan di kawasan gedung DPRD dan Pemkab Mojokerto.
Namun belum diketahui, apakah SH ikut dalam rapat itu atau tidak. “Kabarnya, mertua SH merupakan pendukung salah satu bakal calon bupati yang tidak lolos,” kata sumber kepolisian itu. Sementara RFI diketahui merupakan anggota TNI aktif yang mengajukan pensiun dini.
Pantauan detiksurabaya.com, RFI sering terlibat dalam unjukrasa salah satu kelompok selama tahapan Pilkada di KPUD maupun DPRD Kabupaten Mojokerto. Dia juga termasuk salah satu anggota keamanan bakal calon bupati yang tidak lolos.
Kerusuhan di kawasan gedung DPRD dan Pemkab Mojokerto beberapa hari lalu, menyebabkan sedikitnya 33 mobil dinas dan pribadi rusak dan dibakar. Selain itu, kaca-kaca gedung DPRD dan Pemkab Mojokerto juga banyak yang rusak akibat lemparan batu.
(bdh/bdh)balianzahab.wordpress.com
“Keduanya diduga terlibat, karena saat sebelum terjadi kerusuhan, polisi yang bersangkutan ikut rapat. Sedang anggota TNI malah ikut berunjukrasa,” kata seorang sumber kepolisian yang tidam mau disebut namanya saat berbincang dengan wartawan di kawasan gedung DPRD Kabupaten Mojokerto, Rabu (26/5/2010).
Oknum Polri yang diduga terlibat, berinisial SH. Polisi berpangkat Bripda ini diduga sebagai anggota Brimob Polda Jawa Timur di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Brimob, Watukosek, Gempol, Pasuruan. Sedang oknum TNI yang diduga terlibat berinisial RFI yang bertugas di Mojokerto.
Dari informasi yang dihimpun, rumah SH berada di salah satu desa di Kecamatan Ngoro, yang berdekatan dengan Pusdik Brimob, Watukosek. Rumah SH menjadi tempat rapat beberapa orang yang diduga terlibat dalam kerusuhan di kawasan gedung DPRD dan Pemkab Mojokerto.
Namun belum diketahui, apakah SH ikut dalam rapat itu atau tidak. “Kabarnya, mertua SH merupakan pendukung salah satu bakal calon bupati yang tidak lolos,” kata sumber kepolisian itu. Sementara RFI diketahui merupakan anggota TNI aktif yang mengajukan pensiun dini.
Pantauan detiksurabaya.com, RFI sering terlibat dalam unjukrasa salah satu kelompok selama tahapan Pilkada di KPUD maupun DPRD Kabupaten Mojokerto. Dia juga termasuk salah satu anggota keamanan bakal calon bupati yang tidak lolos.
Kerusuhan di kawasan gedung DPRD dan Pemkab Mojokerto beberapa hari lalu, menyebabkan sedikitnya 33 mobil dinas dan pribadi rusak dan dibakar. Selain itu, kaca-kaca gedung DPRD dan Pemkab Mojokerto juga banyak yang rusak akibat lemparan batu.
(bdh/bdh)balianzahab.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar