LANGKAT-Ali Akbar (17), pelajar kelas III STM Pabaku Stabat, dipukuli oleh oknum polisi di ruangan kepala sekolah, Selasa (16/3) lalu. Ali dituding mencuri DVD Player milik sekolah bersama dua rekannya bernama Purnomo Sinulingga (17) dan Dedek Irawan (17). Oknum polisi tersebut hadir ke sekolah guna melakukan interogasi atas permintaan pihak sekolah.
Berdasarkan informasi, Ali Akbar telah membantah melakukan pencurian pada saat interogasi. Namun oknum polisi yang mengaku dari satuan Intel dan telah 20 tahun menjadi Polisi itu, nekad memukul dada kiri, tengkuk belakang dan menjambak rambut korban. Akibatnya, warga Jalan Binjai Tanjung Pura, Kelurahan Pekan Tanjung Pura, Langkat, itu trauma dan tidak fokus mengikuti ujian nasional (UN).
Peristiwa itu telah dilaporkan ke Polres Langkat ditemani ibunya Yanida (45), juga mengadukan hal itu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Langkat. Di kantor KPAID, korban diterima Ketua KPAID Drs Ernis Safrin Aldin didampigi Sekretaris Reza Lubis dan Kordinator P2TP2A, Togar Lubis.
Menurut korban ketika ditemui Senin (22/3) di Kantor KPAID Langkat, penganiayaan itu berawal dari hilangnya satu unit DVD dan batre milik SMP Yayasan Pabaku. Korban lalu dipanggil guru bernama Pak Usuf. “Aku sedang main bola sama kawan-kawan, tiba-tiba Pak Usuf datang memangil dan meminta aku datang ke ruangan kepala sekolah dan dan langsung menemui Pak Usuf,” katanya.
Di ruangan itu dia ditanya pakah mengambil DVD milik sekolah. Ali menjawab tidak. Purnomo Sinulingga dan Dedek Irawan juga ditanyai, dan keduanya mengaku tidak ada mencuri aset milik yayasan itu. Ternyata masalah tersebut berlanjut hingga Rabu ( 17/3). Ali kembali dipangil Pak Usuf ke ruangan kepala sekolah. Dengan cepat Ali dan Purnomo Sinulingga datang. Di ruangan telah menunggu seorang pria bertubuh kekar, berkulit hitam manis dan bersuara garang.
Setelah menghadapkan mereka kepada lelaki yang mengaku oknum polisi dari Polresta Binjai, Pak Usuf keluar ruangan. “Saya anggota intel dari kepolisian, kau ada mencuri? Kalau tidak mengaku nanti kau kupukul, bagusan kau mengaku saja,” bentak petugas seperti ditirukan Ali.
Korban lalu memberikan penjelasan bahwa dia tidak mencuri. Namun oknum polisi itu naik pitam dan langsung memukul dada kiri korban sebanyak satu kali. Usai melayangkan pukulan telak ke dada kiri korban, pelaku kembali mengulangi pertanyaannya. Ali tetap membantah dan pelaku kembali menyarangkan satu pukulan di bagian bahu belakang dan menjambak rambut korban. Tapi korban tetap tidak mengakui tuduhan itu. Ia lalu dipaksa menandatangani selembar kertas bermaterai Rp6000.
Merasa perlakukan itu di luar batas kewajaran, sepulang dari sekolah korban langsung memberitahu hal itu kepada orangtuanya. Melihat anaknya babak belur, Yanida merasa tidak senang.
Sabtu (20/3), Yanida datang ke sekolah menanyakan hal ini. Yanida bertemu Kepala Sekolah SMP Masdar Hidayat yang mengaku kehilangan DVD. Pertemuan antara Yanida dan Masdar berbuntut cekcok mulut. Rupanya, oknum polisi sedang berada bersama kepala sekolah. Oknum petugas itu mengatakan bahwa dia tidak gentar menghadapi masalah seperti itu.
“Sudah 20 tahun saya jadi polisi, kalau masalah seperti ini, jabatan akan saya pertaruhkan. Saya tak takut dilaporkan ke manapun. Jangankan Provos, bapaknya Provos pun saya tak gentar,” kata oknum polisi itu seperti ditirukan Yanida.
Selanjutnya korban mendatangi Mapolres Langkat membuat laporan pengaduan, Sabtu (20/3). Pengaduan korban ditampung dengan Nomor STPL/155/III/2010/SU LKT, ditandatangani Bipka Arwanda Saputra. “Kami minta kasus ini diproses petugas Polres Langkat. Sebab apa urusannya polisi dari Binjai datang memukuli anak saya. Apa nggak ada polisi di Langkat ini?” ketus Yanida.
Sementara Kasek STM Yayasan Pabaku Sri Ramadhani ketika dikonfirmasi melalui telepon mengaku menyerahkan masalah itu ke pihak yang berwajib.
Ditanya tentang oknum polisi di kantornya dan memukuli seorang anak didik bernama Ali Akbar, Kasek ini mengatakan hal itu juga telah diserahkan ke Polsek Stabat. Kasat Reskrim Polres Langkat AKP Wahyudi SIK saat dikonfirmasi mengaku sedang menyelidiki kasus itu. “Pengaduan korban masih kita selidiki, pasti kita proses,” katanya. (wis/smg)
0 komentar:
Posting Komentar