Seorang wartawan mengalami luka setelah mengalami pengeroyokan dari sekelompok orang yang diantaranya adalah polisi dan petugas dishub, pada Selasa 6 April 2010.
Pengeroyokan yang dialami Kristian Ginting, wartawan Koran Jakarta itu terjadi di kawasan Ciputat, Jakarta Selatan. Kejadian berawal saat Kristian menanyakan kondisi kemacetan di jembatan layang Ciputat karena ada truk terguling
Karena kemacetan di atas jembatan layan terjadi hingga satu jam, korban kemudian menanyakan hal ini kepada petugas dan memberikan saran agar ada petugas lain yang berjaga sebelum jembatan layang agar pengguna jalan di melintas kawasan tersebut karena terjadi kemacetan panjang.
"Polisi saya lihat kurang sigap dan saya memberi saran. Kenapa tidak ada petugas sebelum fly over," ujar Kristian Ginting di Polsek Ciputat.
Tidak berselang lama, seorang pria berpakaian hitam yang memegang radio komunikasi atau HT polisi tiba-tiba memukul dada kiri Kristian. "Kamu kenapa. Kami sudah capek dari pagi. Tapi saya bilang, saya hanya kasih solusi. Orang itu malah mengancam membunuh saya," ujarnya.
Tidak hanya selesai disitu, pemukulan teradap Krisitian berlanjut saat dirinya menghampiri petugas dan menanyakan indentitas orang yang memukulnya.
"Saya tanya petugas siapa orang tadi. Petugas jawab tidak kenal dan mungkin preman. Saya sampaikan kalau preman kenapa tidak ditangkap," ujarnya lagi
Belum selesai berbicara, tiba-tiba dari arah belakang sejumlah orang antara lain berseragam polisi dan dishub memukuli Kristian. "Saya juga diteriaki provokator. Karena takut dikeronya massa saya langsung lari ke Polsek Ciputat," ujarnya.
Saat berada di Polsek Ciputat, Kristian ditemui Wakapolsek, Ajun Komisaris Basuk, dan dia diminta kuntuk menyelesaikan persoalan ini dengan baik dan meminta dipikirkan lagi untuk membuat laporan ke Propam Polda Metro.
Kini Kristian akan membuat laporan Propam Polda Metro terkait pemukulan yang dialaminya.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar